Custom Search

News World

Jul 26, 2012

Kesaksian dari Iran

Di Teheran, Iran, seorang anak laki-laki berusia enam tahun sedang menonton siaran televisi Kristen ilegal yang membahas mengenai Yesus Kristus. Ketika mendengar para pengikut Yesus ini, is menghafal lagu yang mereka nyanyikan, bernyanyi bersama-sama mereka, dan berdoa ketika mereka berdoa. Suatu pagi saat sedang sarapan, sebelum pergi ke sekolah ia berkata kepada ibunya, “saya ingin menceritakan kepada guru saya tentang Yesus. Apa yang dapat saya lakukan?” Bersama-sama mereka memikirkan sebuah rencana. Saat ibunya berjalan bersamanya menyusuri jalan-jalan menuju ke sekolah, ibunya berdoa untuk keselamatan-nya, ia bertanya-tanya, Apakah Allah sungguh menginginkan ketaatan penuh atau pengorbanan semacam ini dari keluarga saya?

Anak laki-laki itu memasuki ruang kelas yang penuh semangat, ribut, dan meletakkan tas ranselnya yang lebih berat dari biasanya di atas meja. Semua anak duduk di kursi mereka dan pelajaran pagi itu pun dimulai. Saat para murid sedang memperhatikan buku tulis mereka, anak laki-laki ini dengan tenang berjalan mendekati meja sang guru dengan selembar kertas pelajaran.

Ia berbisik kepada sang guru, “Apakah ibu mau tahu tentang Yesus?” Sang guru menganggukkan kepalanya bahwa ia ingin tahu.

“Baiklah, inilah yang akan saya lakukan. Ketika nanti jam istirahat, saya akan meletakkan tas ransel saya dekat pintu kelas, membuka resletingnya dan membiarkannya terbuka. Setelah semua murid meninggalkan kelas, baru ibu boleh menghampirinya dan mengambil Alkitab dan video dari tas ransel saya.”

Kemudian di pagi itu, semua anak berlarian keluar kelas untuk bermain. Tas ransel itu sekarang sudah berada dekat pintu. Kemudian, ketika sekelompok anak-anak yang manis berlari bahagia kembali masuk ke dalam kelas, anak laki-laki ini mengambil tas ransel itu kembali ke mejanya. Sekarang tas ransel tersebut tidak terlalu berat lagi.

Keesokan harinya ia bertanya kepada sang guru, “Apakah ibu sudah membaca Alkitabnya? Apakah ibu sudah menonton videonya? Bagaimana pendapat ibu tentang Yesus?”

Sementara itu di seberang kota, seorang kakek dengan kumisnya yang putih berjalan-jalan di atas trotoar. Angin sore bertiup sepoi-sepoi, sehingga banyak keluarga keluar berjalan-jalan atau hanya duduk di atas selimut di pinggir sungai. Sang kakek itu berhenti dan melihat seorang bayi, mengelus kepala, dan berjalan mengunjungi sebuah daerah persaudaraan orang-orang Iran.

Setelah berbicara beberapa saat dengan sebuah kelompok yang tertarik, ia membagikan beberapa buku kecil, brosur, dan terkadang sebuah kitab Perjanjian Baru kepada yang penasaran, yang mau menerima. Keesokan harinya kakek ini keluar lagi, tetapi kali ini polisi berseragam ada di sana. Mereka merampas literaturnya dan menjatuhkan kaca-mata bulat peraknya dari wajahnya. Menggiringnya menuju ke mobilnya, mereka menemukan satu kotak Alkitab Perjanjian Baru di kursi belakang mobilnya. Yang membuat keadaannya lebih buruk, ia adalah Muslim yang telah menjadi pengikut Kristus. Para petugas membawanya ke penjara. Beberapa minggu kemudian, setelah keluarganya mengajukan banding dan sebuah “hadiah” yang besar, sang hakim pun membebaskannya.

Beberapa bulan berlalu. Di sisi lain di kota itu, seorang yang tidak asing lagi berjalan pincang menyeberangi sebuah jembatan pejalan kaki yang lebar dengan tenangnya. Ia lagi, dengan literatur dan brosur di dalam tasnya, kata-kata penuh kasih, percakapan santai tentang kasih, Allah, masalah-masalah, arti hidup.

Seorang anak yang berusia enam tahun dan seorang kakek – para pengikut Yesus Kristus di sebuah negara yang dicap sebagai pengekspor terorisme. Keadaan apa yang telah menghasilkan orang Kristen berani ini? Bagaimana ini mungkin bahwa mereka begitu berani atau bahwa mereka ini benar-benar ada?

Di Iran, kelompok etnis yang diijinkan untuk menjalankan Kekristenan, seperti orang-orang Armenia, terdiri hanya kurang dari 10% populasi Iran. Kebanyakan orang percaya memilih tidak membagi iman mereka karena membahayakan. (Ada pahlawan-pahlawan Kristen di antara kelompok injili Armenia. Selama 15 tahun terakhir, banyak yang dipenjarakan atau mati martir). Walaupun penindasan yang luar biasa dan kurangnya orang-orang percaya, kelaparan rohani yang hebat sedang berkobar di seluruh negeri.

Selama perjalanan terakhir saya ke Iran, pemandu saya, orang Iran asli, tidak tidur semalaman membaca kitab Perjanjian Baru yang saya berikan kepadanya. Saat sarapan pagi, ia menanyakan berbagai pertanyaan dan menyatakan beberapa komentar positif tentang Yesus Kristus. Ia masih muda, sudah berkeluarga, juga seorang lulusan sastra Inggris. Ia membawa saya ke rumahnya untuk minum teh dimana istrinya dan anak-anaknya yang ramah, menyambut saya dengan penuh hormat dan keramah-tamahan.

Keluarga ini mewakili orang Iran yang tidak dikenal, bukan seperti gerombolan-gerombolan orang yang berteriak di jalan, bukan barisan-barisan panjang para peratap yang berjalan sepanjang jalan, tetapi sekelompok orang yang ramah, orang-orang luar biasa yang lapar akan firman Allah. Iran adalah suatu bangsa dengan populasi salah satu paling ramah dan berpendidikan di muka bumi ini, sebuah populasi yang didominasi oleh orang-orang muda yang dewasa di bawah usia 30 tahun, yang telah berkali-kali memilih orang muda, parlemen yang berpikiran progresif yang terus menerus ditolak oleh jari yang menindas dari dewan para ulama yang berkuasa. Yesus mengekspresikan pendapat-Nya mengenai tirani keagamaan di dalam Matius 23.

Selama 30 tahun, kekuasaan Iran telah mengekspor teror dan melahirkan pengikut-pengikut kebencian dan di alam nama allah di bangsa-bangsa. Dan hal ini terus saja berlanjut hingga sekarang. Di pertengahan jalan menuju kampanye Islamisasi yang keras, kebanyakan orang Iran yang tidak keluar dari negara mereka kini telah menjadi lelah dengan kekejaman, penindasan, kesetiaan tanpa kasih kepada allah yang dituntut oleh negara Islam mereka. Kecuali saat pawai dan pengerahan massa, sebahagian besar udara (rakyat) telah meninggalkan balon (slogan-slogan) yang dibawah masuk oleh Ayatollah Khomeini di tahun 1979.

Selama kunjungan saya ke Iran, kepada saya telah diberitahukan bahwa Dewan Wali yang terdiri dari para ulama, demikian juga para tokoh politik keagamaan lainnya yang memegang kekuasaan mutlak, mereka memiliki tabungan sendiri di bank Dubai, dimana ada ratusan juta dollar di sana tetapi tidak pernah dibagikan kepada rakyat Iran. Keserakahan mereka tetap aman dibawah nama allah. Betapa tragisnya bahwa beribu-ribu rumah berdinding lumpur dengan mudahnya runtuh dalam gempa bumi di Iran, membunuh banyak orang miskin, sementara itu para pemimpin politik keagamaan yang tidak dikenai pajak secara bersama-sama tumbuh jauh lebih makmur daripada Shah (rejim demokrasi sebelum pemerintahan Republik Islam) yang digulingkan.

Dapat dimaklumi, banyak orang Iran yang putus asa menemukan kenyamanan dalam heroin yang berjumlah sangat besar yang melintasi perbatasan-perbatasan Iran. Januari tahun 2006, kantor-kantor berita melaporkan bahwa Iran memiliki persentasi tertinggi di dunia akan orang-orang yang kecanduan obat-obat terlarang, tanda dari orang-orang yang tak berpengharapan.
Di negara Barat, banyak kota yang memiliki misi penyelamatan dimana orang-orang yang putus asa bisa mendapatkan pertolongan dari tanda salib (gereja atau organisasi misi). Di Iran, tanda salib yang melingkar di leher biasanya berarti si pemakai adalah orang-orang Kristen Orthodoks. Orang-orang Muslim Iran hanya tahu bahwa orang-orang Kristen Orthodoks tinggal di negara mereka memiliki kebiasaan dan hak legal untuk menjual minuman alkohol tanpa larangan, sedangkan orang Muslim tidak boleh. Banyak orang Muslim menghargai bentuk “Kekristenan” ini sebagai pintu belakang mereka untuk secara diam-diam membeli minuman keras.

Masih di tengah-tengah kegelapan ini, sepercik harapan sedang tumbuh menjadi kobaran api ketika orang-orang Iran mengalami kasih Allah. Di satu kota saya memberi sebuah Perjanjian Baru yang dibungkus dengan kertas kado kepada seorang manejer yang saya jumpai. Ia menyembunyikan di dalam lacinya dan berlari ke seberang gedung untuk menceritakan dengan semangat kepada lima orang perempuan lainnya. Sebagian dari perempuan itu  melambaikan beberapa carik kertas kepada saya. Saya mendekati, dan salah satu dari mereka berkata kepada saya, “Mohon Pak, kami juga ingin memiliki satu.” Saya memberikan kepada mereka lebih banyak kitab Perjanjian baru yang diselipkan du antara halaman-halaman surat kabar Iran. Mereka menyembunyikannya di balik jubah hitam mereka karena orang-orang Iran tidak dapat terang-terangan membaca Firman Tuhan.

Bab berikutnya didalam Berserah Kepada Tuhan adalah beberapa kumpulan kecil kesaksian yang mewakili pertumbuhan terbesar dan tercepat dari pergerakan Muslim di dunia: Orang-orang Muslim di Iran yang menjadi Kristen. Kebanyakan dari orang Kristen berlatar belakang Muslim ini mengambil resiko segalanya untuk datang kepada Kristus. Tidak peduli apa status mereka, negara Islam menentang mereka.

Kolonel Iran, Hamid Pourmand, dijatuhi hukuman selama tiga tahun di penjara pada 17 Pebruari 2005, ketika diketahui bahwa ia adalah juga seorang pendeta. Ia ditangkap saat menghadiri suatu konperensi gereja dalam suatu penyergapan dimana ia dan lusinan pemimpin gereja lainnya dijebloskan ke dalam penjara. Non-Muslim tidak diijinkan untuk memegang posisi kemiliteran. Pourmand, yang berpindah keyakinan kepada Kristen dari Islam, 25 tahun yang lalu, dijatuhi hukuman penipuan keyakinan di dalam angkatan bersenjata Iran.

Pada tahun 2006, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dengan marahnya menyatakan bahwa ada sekitar 500 hingga 6oo orang Kristen baru berlatar belakang Muslim setiap bulannya di Iran, ia salah. Jumlah mereka lebih banyak dari itu. Di buku ini hanyalah sebagian dari kisah mereka. Nama-nama di dalam buku ini telah diganti untuk melindungi identitas mereka. Dalam kesaksian mereka, yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (dan banyak bahasa termasuk Indodesia – red), kami tetap memakai beberapa ekspresi yang janggal dan tata bahasa yang tidak semestinya untuk menggambarkan kesaksian mereka dengan lebih akurat. Orang-orang percaya ini adalah petobat baru, jadi beberapa pernyataan teologi mereka tidak sempurna secara doktrin di mata beberapa pembaca. Tetapi mereka mempunyai Kitab Suci dan persekutuan dan keinginan kuat untuk mengikut Kristus.

Ketika Anda membaca buku ini, sekiranya Anda dikuatkan oleh orang-orang percaya beriman ini dan tergerak berdoa bagi Iran.

Jul 25, 2012

Kejahatan Anti Kristus :: Pemerintah Iran Menahan 5 Orang Yang Baru Menjadi Kristen

Ethan Cole Petugas keamanan di Iran baru-baru ini menangkap lima orang yang baru berkonversi menjadi Kristen dan pemimpin gereja rumah tempat mereka mengadakan pertemuan, menurut laporan kantor berita Farsi Christian.

Pihak berwajib tidak berpakaian seragam saat mereka menggrebek gereja rumah yang terletak di sebelah utara kota Karaj, menurut keterangan sumber Jaringan Berita Farsi Christian. Penangkapan terhadap umat Kristen tersebut dilakukan pada saat mereka sedang berkumpul di gereja rumah untuk beribadah dan belajar Alkitab ketika penggerebekan terjadi.

Menurut sumber FCNN, pihak keamanan tidak memberikan surat penahanan atau perintah penggeledahan kepada pemimpin gereja rumah ketika mereka menggerebek rumahnya.
Beberapa Alkitab dan Alkitab Perjanjian Baru juga disita ketika penggerebekan terjadi. Orang yang baru saja berkonversi dan pemimpin gereja rumah kemudian disembunyikan di tempat yang tidak diketahui. Pihak berwajib juga menolak untuk memberitahu keluarga korban tempat dimana korban disembunyikan.

"Iran seharusnya menahan diri untuk tidak melakukan penggerebekan terhadap rumah-rumah Kristiani, menangkapi orang-orang yang berkonversi menjadi Kristiani dan menyita semua harta benda mereka,”kata Jonathan Racho, manajer regional untuk wilayah Afrika dan Timur Tengah yang menangani masalah Kristiani Internasional. “Iran seharusnya membebaskan warga negaranya untuk memilih agama yang dianutnya.

“Kami telah menghubungi pemerintah Iran untuk dapat melepaskan lima orang Kristen yang telah ditangkap di Karaji termasuk Marzieh dan Maryam.

Sejak Maret lalu, dua orang perempuan, yang juga baru berkonversi dari Islam menjadi Kristen, telah dijebloskan ke dalam penjara Evin yang terkenal buruk, tempat dimana seorang jurnalis Amerika Roxana Saberi juga pernah ditahan.

Maryam Rostampour, (27), dan Marzieh Amirizadeh, (30), telah ditangkap tanpa tuduhan bersalah dan kondisinya memburuk. Permintaan dari keluarga mereka untuk dapat menjenguk wanita itu juga ditolak.

Mereka berkata bahwa mereka menjalani interogasi secara berlebihan dan tekanan psikologis seperti tidak tidur untuk memaksa mereka mengaku.

Parlemen Iran terakhir kali telah mengesahkan undang-undang baru dan menambahkan tentang penghianatan, mengumumkan kembali bahwa hanya ada satu agama, dan memasukkan daftar perbuatan yang dapat dikenakan sanksi hukum.

Kejahatan Anti Kristus :: Gadis-Gadis Kristen Pakistan - Diculik Dan Dipaksa Masuk Islam

Semakin meningkatnya jumlah gadis-gadis Kristen Pakistan yang diculik dan dipaksa masuk Islam setelah dinikahi secara paksa oleh para penculiknya, merupakan tren yang berkembang dengan pesat dan menjadi hal yang sangat menyedihkan. Diperkirakan ada lebih dari 700 kasus seperti ini terjadi di seluruh Pakistan setiap tahunnya.

Insiden terakhir menimpa seorang gadis berusia 14 tahun, bernama Mehek Rashid, yang diculik dari rumahnya di Shisharwali, Gujranwala dengan ancaman senjata api oleh sebuah geng yang terdiri dari 5 pria Muslim bersenjata. Salah seorang penculiknya sambil berteriak mengatakan bahwa ia akan memurnikan Mehek dengan menjadikannya seorang Muslim sebelum menikahinya. Pihak berwajib setempat menolak untuk menginvestigasi kasus ini, kelihatannya karena para pelaku berasal dari sebuah keluarga Muslim terkemuka.

Sangatlah menyedihkan dimana kisah-kisah seperti ini terjadi di seluruh Pakistan, dan seorang pemimpin Gereja senior telah memperingatkan bahwa “kasus-kasus pemaksaan untuk masuk Islam semakin meningkat dan telah sangat mengkhawatirkan.”

Pada kasus terakhir lainnya, seorang wanita Kristen yang masih muda, Mariam Gill, diculik oleh seorang pengusaha Muslim pria, ketika ia sedang berjalan pulang menuju rumahnya dari pasar di Kahota. Pria Muslim ini sebelumnya meminta gadis ini untuk menikah dengannya, tetapi permintaan itu ia tolak. Ia dipaksa masuk Islam dan menikah dengan penculiknya. Tindakan pria Muslim ini dipuji-puji oleh para pemimpin Muslim dan menyebut perayaan pernikahan pria ini sebagai sebuah “tindakan kesalehan.”

Pihak berwenang menolak untuk mengintervensi; seorang polisi lokal mengatakan bahwa tindakan Mariam datang dari “kehendak bebasnya sendiri”. Tetapi setelah ia ditanya oleh petugas polisi dimana ia memberitahukan mereka bahwa ia telah diculik dan dipaksa masuk islam, maka mereka pun mengembalikan Mariam pada keluarganya. Namun demikian, masalah wanita muda ini tidak berakhir begitu saja, penculiknya mengancam akan ada “konsekuensi yang mengerikan” jika ia tidak mendapatkannya kembali.

KEKERASAN DAN PEMERKOSAAN
Pemaksaan untuk masuk ke Islam dan menikah seringkali dilakukan oleh keluarga-keluarga Muslim yang berpengaruh, yang mengancam dan memukuli dengan keras gadis-gadis muda Kristen dengan maksud menakuti mereka agar tunduk, sebagaimana yang terjadi dalam kasus Farah Hatim. Jarang sekali pihak berwajib mengambil tindakan, dan seringkali gadis-gadis ini tidak pernah lagi kembali ke keluarganya kecuali mereka berhasil melarikan diri dari para penculiknya. Gadis-gadis ini juga acapkali mengalami tindak perkosaan dan menjadi hamil, membuat pengadilan hampir-hampir mustahil bisa membebaskan mereka.

Seorang ayah diberitahu oleh polisi untuk “melupakan anak-anak perempuannya” setelah dua orang wanita Kristen diculik, diperkosa dan dipaksa masuk Islam di Faisalabad pada bulan Mei tahun ini.

Bahkan ketika salah seorang dari mereka berhasil melarikan diri, tak berarti penderitaannya berakhir. Jika seorang wanita meninggalkan keluarga barunya yang Muslim dan meninggalkan Islam serta kembali ke latar belakangnya yang lama sebagai seorang Kristen, maka ia dianggap telah murtad – meskipun ia masuk Islam karena dipaksa – dan karena itu dibenarkan untuk membunuhnya.

Alfred Arifa, seorang wanita Kristen berusia 27 tahun, berhasil melarikan diri pria yang memaksanya untuk masuk Islam dan menikah dengannya. Ia kembali diculik pada bulan Mei 2009 setelah sebelumnya diberi obat yang membuatnya tidak sadarkan diri. Saat telah siuman, ia diberitahu bahwa ia telah memeluk Islam dan menikah dengan penculiknya. Selama dua tahun, ia dikunci di dalam sebuah rumah, secara terus-menerus dipaksa mengkonsumsi narkoba dan dipukuli dengan kejam. Tetapi bulan lalu ia berhasil melarikan diri. “Suami”nya telah mengancam akan membunuhnya bersama dengan seluruh anggota keluarganya, jika ia tidak kembali padanya.

Walau Dianiaya, Umat Kristen di Iran Semakin Bertambah

DIBALIK usaha berbagai tekanan besar pemerintah Iran yang berusaha menghambat dan membatasi kesaksian umat Tuhan di negara itu, ada kabar sukacita, umat Kristen di negara yang mayoritas Muslim dari sekte Shia ini bukannya berkurang tapi kian bertambah.

Dilaporkan oleh Open Doors, organisasi pemantau gereja dan umat Kristen yang dianiaya di berbagai penjuru dunia, yang bermarkas di Amerika Serikat, pada Jumat (23/03/2012).

Menurut pemimpin staff Open Doors Timur Tengah yang namanya di rahasiakan demi alasan keamanan. Pertumbuhan umat Kristen di Iran mengalami 'ledakkan'. Malah di beberapa tempat tertentu, umat percaya ini mengadakan ibadah-ibadah kebangunan rohani (KKR) yang banyak diikuti oleh para pemuda-pemudi Iran.   

Gerakan Gereja Rumah di negara Iran, sangatlah berkembang dan populer dikalangan umat Kristen di negara itu. Gerakan inilah yang berperan penting dalam kebangkitan iman Kriten di Iran dan pemicu banyaknya ibadah-ibadah doa yang ditempat-tempat rahasia, guna menghindari ancaman penahanan tanpa batas dan hukuman gantung oleh pemerintah Iran.

Ia juga menyatakan, pertumbuhan umat Kristen di Iran tersebar dipenjuru negara, dan kebanyakan terjadi di kota-kota besar, banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan kalangan atas. Banyak dari mereka menjadi pengikut Kristus karena haus akan kebenaran menjadi seorang Kristen yang sering diputar balikan oleh media dan pemerintah Iran. Selain melalui KKR, beberapa menjadi Kristen setelah mengakses situs-situs Kristen.

"Pertumbuhan umat Kristen di Iran miliki hubungan kuat dengan kesadaran warga Iran terhadap wajah Islam yang sebenarnya, yang merupakan agama resmi Iran; Serta, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan para pemimpin negara yang melakukan muslihat dalam pemenangan presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2009," kata staff Open Doors itu.

Diakuinya, warga Iran sangat terbuka dan miliki semangat yang besar jika berbicara dan menjadi saksi atas keyakinannya kepada Kristus.

"Itulah sebabnya, pelatihan pemuridan di Iran berjalan sukses. Jika anda mengatakan kepada mereka 'ciri seorang Kristen adalah berbagai', mereka akan berbagi," ucapnya.

Umat Kristen di Iran yang diakui pemerintah berasal dari Gereja Armenia dan Gereja Timur - Assiria, dengan jumlah sekitar 80.000 orang anggota. Gedung gereja mereka berada di beberapa wilayah di Iran tengah dan utara. Sedang beberapa gereja lainnya seperti Gereja Pentakostal dan Gereja Injili mendapat pengawasan ketat pemerintah Iran.

Perihal peribadatan, kedua gereja yang diakui ini sangat dibatasi dan dipaksa menuruti aturan Islam, Gedung gereja hanya dapat dimasuki saat umat akan beribadah pada hari Jumat, selain juga pelarangan ibadah menggunakan bahasa asli Iran, bahasa Farsi. Gereja dipaksa hanya menggunakan bahasa Armenia dan Arab.

Secara keseluruhan pemerintah Iran pada 2011 lalu mengakui jumlah umat Kristen di negara mereka adalah 200.000 orang. Namun menurut data yang dirangkum Open Doors Timur Tengah, tahun lalu ada sekitar 370,000 orang percaya berlatar belakang Muslim, ini belum terhitung umat Kristen pribumi.

Jul 24, 2012

Kristen di Iran

Kebanyakan masyarakat Kristen di Indonesia terinformasikan bahwa masyarakat dan negara-negara di Timur Tengah hanya untuk satu agama. Hal ini tidak menutup kemungkinan diakibatkan informasi yang kurang, selain keterkungkungan hidup dalam satu komunitas, dan hanya diinformasikan menurut
kepentingan kelompok-kelompok, yang sebenarnya masih perlu wacana utuh tentang masyarakat timur tengah, khususnya etnis Arab. Keadaan seperti ini, memang tidak bisa dipersalahkan atau dimasalahkan, kecuali adanya kesadaran cara pandang objeltif dan benar, melalui informasi tanpa berkepentingan.

Pengenalan sesungguhnya tentang kebanyakan masyarakat di timur tengah, terutama masyarakat Arab memang terkait dengan Agama Islam, namun sesungguhnya Arab tidak melulu Islam. Karena Kekristenan juga tumbuh dan berkembang bahkan juga dijaga oleh masyarakat timur tengah, terutama etnik Arab. Sebab itu, demi keterbukaan pandangan objektif, KONSTANTIN akan menghidangkan beberapa informasi tentang Kekristenan di Timur Tengah. Kali ini adalah artikel tentang masyarakat Kristen di negara Iran, sebuah Republik Islam yang tentu saja menerapkan aturan agama Islam sebagai hukum negara.

Jadi tidak mengherankan bila kebanyakan penduduk Iran, bila dilihat dari kepercayaannya adalah penganut Islam Syiah yang menurut situs Wikipedia sekitar 70%. Kemudian ada aliran Islam yang disebut Islam Sunnah Wal Jamaah sebanyak 8%. Negara yang sering mendengungkan anti Israel ini ternyata memiliki masyarakat Yahudi, dan agama asli Persia, Zoroaster dan Mandea yang berbagai sekitar 11% dari seluruh penduduknya. Kemudian ada Hindu, Kristen dan Baha'i yang juga berbagi 11% (Kristen 75%). Dan perlu kita catat, semua kepercayaan tersebut, kecuali Baha'i, secara hukum negara tersebut, semua agama tadi diakui oleh pemerintah dan memiliki perwakilan politik di parlemen.

Dalam masyarakat Kristen di Iran sendiri gereja terbesarnya adalah Gereja Apostolik Armenia yang telah ada sejak sekitar tahun 300 Masehi. Gereja ini memiliki pemahaman yang sama dengan Gereja Ortodoks Timur, hanya saja menggunakan tata cara dan bahasa Armenia. Gereja ini memang dilahirkan dan dijaga keberadaannya oleh masyarakat Iran keturunan Armenia yang ada di Iran berabad-abad. Gereja terbesar kedua adalah gereja Asyur, yaitu gereja yang berasal dari masyarakat Irak. Sebagai Populasi tradisional, keberadaan masyarakat Iran beragama Kristen, memang dirawat dan diakui dalam konstitusi. Dimana konstitusi menjamin kebebasan beribadah dan bersuara melalui parlemen.

Terus Ditekan, Kristen Iran Semakin Berkembang



Nampaknya pemerintah Iran mulai habis kesabaran terhadap bertumbuhkembangnya jumlah pemeluk Kristen di negara yang berpenduduk 60 juta manusia itu. Dengan dalih memerangi negara barat berikut dengan “produk”nya, mereka kini menekan para umat Kristen dengan intimidasi dan perlakuan yang tidak pantas.


Organisasi yang memberikan bantuan kepada umat Kristen yang dianiaya di seluruh dunia Open Doors, memperlihatkan fakta bahwa usai gejolak Pemilu 2009 disana, pemerintah yang kehilangan kredibiltasnya, kini seperti berupaya untuk mengalihkan perhatian memprotes para pemeluk Kristen. Disinilah para masyarakat yang memeluk Kristen mulai diintimidasi. Pelecehan, penjara, PHK kerja dan dipisahkan dari keluarga adalah beberapa bentuknya.


Open Doors memperkirakan bahwa ada 350.000 umat Kristen dari latar belakang agama lain yang tinggal di Iran. Michael Wood, dari Open Doors kepada The Christian Post mengatakan bahwa gerakan gereja rumah di Iran adalah salah satu yang paling cepat berkembang di dunia. Namun, pemerintah mengimbanginya dengan melakukan serangkaian langkah untuk memadamkan gerakan itu.


"Selama beberapa bulan terakhir mereka telah melakukan upaya sangat kuat untuk merusak apa yang terjadi di dalam gerakan gereja rumah. Mereka menghancurkan tempat pertemuan. Jika mereka menemukan seseorang telah terlibat dalam kelompok gereja rumah, mereka ditangkap atau benar-benar diintimidasi," kata Wood.


Wood juga menuturkan bahwa setiap rumah yang digeledah dengan ditemukan barang-barang yang berhubungan dengan Kristen pasti akan disita. "Jadi akan ada banyak alasan untuk mengiintimidasi dimana mereka benar-benar berusaha untuk menahan dan meminimalisasi pertumbuhan gereja rumah di negeri ini," tambahnya.


Hal yang sama pun dialami oleh salah satu pemimpin Kristen di Iran yang merupakan penduduk dan keturunan asli disana. Dirinya kerap membatalkan ibadah dan pertemuan karena alasan keamanan dan keselamatan. Akibatnya banyak umat Kristen terlantar dan jarang sekali mendapatkan kesempatan untuk beribadah secara aman dan tidak terganggu.


Salah satu cara pemerintah Iran untuk menekan laju pertumbuhan kepercayaan Kristen adalah dengan mengintimidasi para pemimpin Kristen untuk berhenti melakukan pemuridan terhadap orang Iran yang ingin memeluk Kristen.


"Saya diizinkan untuk merawat anggota gereja saya, tapi saya tidak diperbolehkan menerima orang Iran lainnya atau memuridkan mereka, sementara banyak yang datang kepada Kristus. Para pemimpin Kristen sangat berhati-hati dan juga merasa tidak yakin dengan pertumbuhan umat Kristen untuk mengubahnya di negara ini. Kami hampir tidak dapat menangani peningkatan jumlah orang percaya yang baru," ujar salah satu pemimpin Kristen di Iran.


Michael Wood, dari Open Doors kepada The Christian Post mengatakan bahwa para pemimpin gereja rumah perlu berhati-hati untuk mengakui anggota baru ke dalam kelompok mereka, karena spionase dan intelijen pemerintah selalu melakukan penyamaran sebagai orang yang ingin belajar tentang Kekristenan.


Wood pun menuturkan bahwa dirinya membantu dalam pendistribusian Alkitab dan bahan pemuridan Kristen untuk para pemimpin gereja rumah. Namun, dia mengatakan metode yang paling efektif untuk mengajar dan belajar adalah melalui berbagai sarana penyiaran ke dalam rumah."Kami menggunakan siaran radio gelombang pendek dan siaran televise satelit untuk mengirimkan program itu kembali ke Iran yang digunakan dalam kelompok-kelompok gereja rumah," kata Wood.


Namun ada satu kekuatan iman tersendiri yang Wood dapatkan dari para pemimpin Kristen di Iran, yaitu dimana ada penganiayaan dan intimidasi terhadap umat percaya justru disitu kuasa mukjizat Tuhan bekerja secara luar biasa dan adikodrati


"Jika Anda melihat sejarah gereja, kuasa mukjizat Tuhan justru datang ketika gereja berada di bawah banyak penganiayaan. Anda melihat pertumbuhan yang luar biasa di bawah tekanan. Dan Tuhan melakukan hal yang luar biasa disini (Iran)," ucap Wood.


Tuhan selalu mempunyai rencana hebat dan tepat juga sesuai dengan waktuNya. Setiap orang yang berseru kepadaNya dan dalam namaNya akan selalu didengar, dan hal yang luar biasa pasti terjadi untuk membuktikan kepada dunia bahwa Tuhan adalah yang terbesar dan penuh kuasa!

Jul 22, 2012

Perkembangan Ke Kristenan di Beberapa Negara Asia (Beralih Ke Kristen Karena Tidak Tahan Akan Kebohongan)

ASIA SELATAN, DAN TENGGARA


Pakistan
Pakistan (150 juta), Ibukota Islamabad (0,9 juta), kota besar: Karachi (10 juta), agama: Islam 97%, Hindu 1,5%, Katolik 0,5%, Kristen 1%. Sedang dibentuk satu jaringan doa syafaat yang akan berdoa 24 jam sehari tujuh hari seminggu secara bergantian untuk negara mereka dengan suku-suku terabaikan, propinsi-propinsi, pemerintahan dan di samping pokok doa lain dari perintisan. 



India
India (1,2 milyard), Ibukota Delhi (11 juta), Agama: Hindu 81%, Islam 13%, Budha 0,8%, Sikh 1,1%, Katolik 1%, Kristen 1,5%, dll. Masih ada 2900 suku terabaikan. Di berbagai negara bagian ada peraturan baru, bahwa orang Hindu tidak boleh pindah agama. Salah satu negara bagian yang sudah membuat peraturan ini adalah Rajasthan, yang melanggar diancam denda yang tinggi. Pemerintahan di situ diarahkan oleh parpol Bharatiya Janata Party (BJP). Di satu tempat kebaktian satu kelompok memukuli orang Kristen, merampas HP, uang dll, sesudah itu orang Kristen menuduh di polisi, tahu-tahu yang ditahan polisi si penginjil. Berita orang Kristen tentang serangan dan perampasan ini polisi tidak mau terima. Rekaman Injil India sudah bekerja keras selama 40 tahun, mereka sudah rekaman berita Injil dalam 450 bahasa, tetapi masih 1200 bahasa lain yang belum mempunyai rekaman dalam bahasa mereka. Rekaman Injil India minta Allah memanggil 20 perekam tambahan. Jumlah orang Kristen meningkat terus, khusus di bagian Utara. Orang DALIT terbuka terhadap Injil. 

Suku Kashmiri (11 juta di Pakistan dan India), agama Islam, tinggal di Pakistan, di negara bagian Kashmir. Banyak anak menderita, karena harus bekerja keras dan tidak bersekolah. 200 orang sudah menjadi orang percaya. Orang Kristen sering mendapat ancaman, para pendeta dan orang Kristen dipukuli, gedung dirusakkan, orang Kristen diseret ke pengadilan dgn tuduhan yang dibuat-buat. 

Suku Lingayat (9 juta) tinggal di negara bagian Karnataka, 26 tahun yang lalu hanya 27 orang percaya di antara suku ini. Penginjil Lingappa bersama keluarga bekerja keras untuk memberitakan Injil di 101 desa. Sekarang ini ada 3 000 orang percaya, sebagian besar baru dua tahun percaya. 

Tetaplah doakan penginjilan dan perintisan jemaat baru di daerah-daerah kumuh oleh Friendship Center India di Mumbai (sudah tujuh jemaat didirikan yang bertumbuh), di Pune (sudah satu jemaat dirintis), dan di tempat lain di propinsi Maharastra yang dipimpin oleh Bapak & Ibu Pdt. J. & P, (YPPII), www.friendshipcentre.org. Di dalam panti asuhan ada 40 anak wanita. 


Bangladesh
Bangladesh (140 juta), Ibukota Dhaka (11 juta, banyak orang tinggal di daerah kumuh), agama: Islam 87%, Hindu 12%, Animis 0,6%, Budha 0,6%, Kristen 0,3%, Katolik 0,2%. Atas kertas ada kebebasan agama, tetapi selalu ada tekanan terhadap orang Kristen. Jemaat Kristen tidak diakui sebagai gereja, mereka harus mendaftarkan diri sebagai yayasan saja. 


Nepal
Nepal: (24 juta), Ibukota Kathmandu (0,6 juta), agama: Hindu 80%, Budha 10%, Islam 4,5%, Kristen 1,9% (l.k. 500 ribu). Doa kita dikabulkan: Ada persetujuan damai antara sekian parpol, Mao, dan pemerintah. Kita minta, agar dalam UUD baru, yang sedang disiapkan, dimasukkan kebebasan beragama. Karena tidak ada perang lagi Injil bisa lebih luas diberitakan sampai daerah-daerah yang sebelumnya tidak bisa dimasuki. Rekaman Injil sudah membagikan alat memutur kaset cerita Injil. Di satu daerah lewat cara ini 1 500 orang bertobat. Kel. S dan P, Navigator Indonesia: Kita bersyukur untuk orang Nepal yang telah dibina oleh kel. S, yang memberitakan Injil kepada yang lain yang bertobat, doakan agar petobat baru ini terus dijagai Tuhan dan bertumbuh. Kel. S tetap dalam pelayanan pembinaan orang Kristen. Mereka bekerja khusus di universitas. 


Bhutan
Bhutan (0,8 juta), Ibukota Tumbuh (31 000), agama: 73% Budha-Lama aliran Bon (suku Drukpa), merupakan agama negara, 22% Hindu (suku Nepal), 4% Islam, 0,46% Kristen. Negara ini dipimpin oleh seorang raja. Tidak ada kebebasan agama dalam negara ini, hanya agama Budha-Lama diakui. 


Sri Langka
Sri Langka (19 juta), Ibukota Colombo (2 juta), agama: Budha 71%, Hindu 12%, Islam 8%, Katolik 5,5%, Kristen 1,5%. Suku-suku utama: Singalese, Tamil. Yang menderita karena pemboman dan tembak-menembak antara pemberontak dan pemerintah memerlukan hiburan di tengah kesusahan. 


Kamboja
Kamboja (11,4 juta), Ibukota Phnom Penh (1,5 juta), agama Budha 85%, Animis 4,3%, Islam 3,9%, Kristen 400 ribu. Doakan suku Cham yang beragama Islam yang banyak campur dengan kuasa gelap dan menyembah arwah nenek moyong. Mereka perlu dibebaskan dari ketakutan akan roh-roh ini. Pada masa kini kegiatan agama Islam meningkat di desa-desa. Masyarakat Budha biasanya memberi makanan kepada roh-roh nenek moyang mereka melalui mengirim makanan ke beberapa Wat (pagoda). Tidak cukup satu, karena untuk memperbesar kemungkinan hadirnya roh-roh itu dan menerima makanan dari sanak keluarga yang masih hidup. Kalau mereka gagal memberi makanan, maka roh-roh itu akan mengganggu keluarga yang masih hidup. Jadi mereka lakukan ibadah itu karena ketakutan. Kel. H, Navigator Indonesia, lewat satu LSM membantu orang miskin. Doakan, agar mereka sebagai pimpinan tim diberikan hikmat dan kepekaan dalam mengarahkan strategi pelayanan penjangkauan dan dalam menggembalakan anggota tim. Usaha warung kel. S, Navigator Indonesia, mengalami kemajuan pesat, sebagai wahana untuk identitas sosial dalam berinteraksi dengan orang Kamboja. Doakan agar memberkati pelayanan masyarakat yang sudah mereka mulai dengan keluarga besar penjual bunga/tanaman dan tukang ojek. Doakan Sdr. H, agar Allah memberi dia kemampuan lebih dalam adaptasi dan belajar bahasa Khmer. Agar dia lebih berani dan kreatif dalam melebur ke masyarakat Kkmer. 


Vietnam
Vietnam (82 juta), Ibukota Hanoi (2,3 juta), Ho Chi Minh City (7 juta), tetap paham komunis. Agama Budha 55%, Katolik 5%, Kristen 0,8 juta. Ekonomi di negara ini sangat maju. Jumlah orang miskin berkurang betul. Satu badan P.I. ingin membuka toko-toko buku, di mana juga Alkitab dan buku-buku Kristen bisa dijual, di kota-kota Hanoi dan Ho Chi Minh City.
Pilipina
Pilipina (81 juta), Ibukota Manila (1,7 juta), agama: Katolik 83%, Islam 8%, Protestant 7,5%, dll. Program radio dalam bahasa Sama sudah direkam, masih ada masalah tehnis, karena berhubungan dengan dana yang sudah ada, agar bisa ditransfer ke stasion radio, tolong berdoa, agar problem ini dapat diatasi. Kel. M, YPPII, memimpin GKI-P di Manila. Ibu R, OMF, melayani di antara orang M. B melayani di pulau-pulau di bagian Selatan.
K.M. DOULOS akan mengunjungi dan melayani di Pasir Gudang, Malaysia (drydock, tidak ada pelayanan), s/d 13.12., Bacolod, Pilipina, 19.12.-2.1.2007 Manila, Pilipina, 4.-23.1. Cebu, Pilipina 25.1.-20.2., Batangas, Pilipina, 22.2.-6.3. E, O.M. Indonesia, sudah menyelesaikan dua tahun commitment bersama MV DOULOS pada tanggal 20.09.06. Doakan pelayanan seterusnya. M, O.M. Indonesia, ada sempat di Malaysia bicara secara leluasa dengan para pengunjung. D & E, O.M. Indonesia, akan menggabung dengan pelayanan di atas kapal ini. 


Thailand
Thailand (62 juta), Ibukota Bangkok (8 juta), agama: Budha 92%, Islam 4%, Kristen 1,6%. Di negara ini ada kebebasan agama, jumlah orang Kristen bertambah, tetapi sampai kini masih sedikit saja. Kehidupan umum dikuasai oleh agama Budha. Di lima propinsi di bagian Selatan tinggal orang Melayu yang beragama Islam, sayang, ada banyak kekerasan di situ. Injil diberitakan, tetapi susah. Kel. N memerlukan banyak hikmat dalam tugas mereka, agar orang bisa mengerti Injil Yesus. 


Timor Leste
Timor Leste (0,7 juta), Agama: Katolik 90%, sebagian besar penduduk menganut agama Katolik, sehari-hari mereka yakin dengan roh nenek moyang dan kuasa gelap. Kerusuhan di Dili, Ibukota, sudah mereda, tetapi ketegangan secara politik tetap menyusahkan masyarakat. Ratusan ribu orang mengungsi dan melarikan diri dari kekerasan di kota Dili, baru sebagian pulang ke rumahnya, karena mereka takut kena serangan. Doakan negara ini dan minta damai! 


Malaysia
Malaysia (26 juta), Ibukota Kuala Lumpur (2,2 juta), agama: Islam 55%, Budha 29%, Hindu 7%, Kristen 4%, Katolik 3,5%. Di negara ini makin sulit untuk memberitakan Injil dengan leluasa. Untuk mereka yang sudah beragama tidak ada kebebasan untuk memikirkan kembali agama mana yang lain cocok untuk mereka. Kel. Pdt. S menjangkaui orang berasal dari Pilipina, Malaysia, dan Indonesia di Kota Sandakan. Pelayanan ini sedang berkembang pesat, jemaat mendekati 200 jiwa. Mereka semua perlu dibina. Jemaat ini berdoa buat suku bangsa di negara-negara lain. Doakan Kel. S, Kel. P tetap memperkenalkan Wycliffe kepada jemaat-jemaat setempat.

Muslim Seluruh Dunia Berbondong Keluar Dari Islam

ISLAM.MEROSOT CEPAT !
DI AFRIKA SAJA, 16.000 MUSLIM PER TAHUN MENINGGALKAN ISLAM


Hitler mengatakan, jika suatu kebohongan diulang sesering dan sekeras mungkin,
lama-lama akan dianggap sbg kebenaran.
Nah, salah satu kebohongan yg diulang berkali-kali adalah “Islam adalah agama
yg paling cepat perkembangannya.”
Semakin banyak Muslim menyadari bahwa kekerasan yg dilancarkan saudara se-ukuwiyah mereka bukan akibat salah tafsir, melainkan memang inti dari ajaran islam spt yg dicontohkan oleh pengarangnya.
Muslim semakin kecewa/bingung dgn islam. Ternyata ritual solat 5 kali sehari,
mengulang-ulang ayat yg mereka tidak mengerti dan memang tidak ada artinya,
bangun pagi dan menahan diri dari makanan dan minuman, ini semuanya merupakan cara-cara utk menguasai jalan pikir mereka.


Muslim yg berpikiran jernih tidak lagi mengindahkan ayat-ayat Quran yg mengancam mereka dgn api akhirat kalau mereka berani mempertanyakan keabsahan kitabnya. Setiap hari ribuan intelektual muslim meninggalkan islam.
Mereka menganggap islam tidak konsisten dgn sains, logika, HAM dan etika. Jutaan orang Iran sudah meninggalkan islam. Belum lagi Muslim dari negara- negara lain. Anda tengah menyaksikan
exodus besar-besaran dari islam. Ini sebuah gerakan yanag sudah melaju dantidak ada yg bisa menghentikannya. Tapi exodus dari islam ini bukan saja mencakup para intellectuals melainkan
para Muslim biasa yg menyadari bahwa islam bukan jalan menuju Tuhan tetapi menuju keterbelakangan, kemiskinan dan perang. Mereka meninggalkan islam, kebanyakan memeluk Kristen.
Dengarkan sendiri pengakuan muslim di aljazeera.net yg mengumumkan wawancara dgn Ahmad Al Qataani, seorang imam ternama. Katanya,“Setiap jam, 667 Muslim meninggalkan Islam dan masuk Kristen. Setiap hari, 16.000 Muslim masuk Kristen. Setiap tahun, 6 juta Muslim masuk Kristen."


Apa yg dikatakan Muslim kpd sesama saudara semukmin tidak sama dgn apa yg mereka katakan bagi konsumsi kafir. Ini jumlah yang luar biasa. Jika trend ini berlanjut, jangan heran kalau di Afrika nanti, hanya dalam beberapa puluh tahun, Islam menjadi tidak lagi berarti. Ini berita baik bagi pengakhiran perbudakan di Afrika dan bagi prospek perang dan genocide.


Malah, melemahnya Islam bisa membawa  kedamaian di bagian-bagian dunia yg sarat perang, termasuk Palestina. Perdamaian di Timur Tengah tidak mungkin terwujud selama Islam merupakan ideology massa. 


Juga penting diingat bahwa terorisme yg mengancam dunia saat ini bukan dimotivasi secara ekonomis tetapi secara ideologis, yaitu ideologi kebencian. Mereka itu perang agama. Melemahnya Islam berarti: damai bagi seluruh dunia.


Al Qataani dan al Jazeera Network shock dgn jumlah besar-besaran Muslim yg keluar dari Islam, tetapi kita semua harus bergembira dgn angka-angka ini.


Link Yahoo : http://id.berita.yahoo.com/pemeluk-islam-di-meningkat-140516874.html
Link : http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TLKJ9BUR5BKFG5VIP
 

Christians in Iran and Pakistan Increased



Almost every day of Christians in Iran and Pakistan got a discriminatory treatment. However, the wisdom behind it every day treatment of Iranians and Iraqis embrace Christianity.

This was revealed by Hananiah Sulaiman Shah Pahlavi, when told about his experiences in Iran and Pakistan. "Every day the Christians of the intimidation and ostracized, and in contempt and said to the Gentiles, but every time I visit the church, there was the announcement of a number of Iranians and Pakistanis who embraced Christianity," he said, the Sabbath (15/7).

Another interesting thing is experienced Sulaiman, interrupted his visit to Iran and Pakistan, he knows a number of mosques in Iran and Pakistan are no longer filled with worshipers.

"When I'm relaxed, I spend through the mosques. Surprisingly, not all mosques in the open, especially on Friday, in fact, there are several large and lavish mosque in the capital of Iran (Tehran) and Pakistan (Islamabad), not at all opened.

"From this phenomenon, we must realize that the truth must come, that Jesus is Lord and Savior is real," he concluded.

I just think, if they are getting fed up or indeed have started to understand who the real Messiah or Jesus, the Lord Creator of semesya, who worshiped the prophet Abraham, Isaac and Prophet Prophet Jacob.

Maybe it's time, they know the real teachings of the Faith.

IT Conversations

Moneycontrol Latest News

Latest new pages on Computer Hope

Latest from Infoworld

Door Lock

Door Lock Import Top Door Lock from China Contact Quality Manufacturers Now